Sudah Jangan Buat Gosip! Mentan Tegaskan Tak Bakal Impor Beras
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, memastikan pemerintah tidak akan melakukan impor beras pada masa pandemi covid-19. Apalagi ketersediaan stok beras saat ini dinilai masih cukup.
"Impor beras tidak ada," kata Syahrul.
Dia mengatakan ketersediaan beras nasional saat ini aman sehingga tidak perlu dilakukan impor beras. Bahkan Kementerian Pertanian RI memiliki cadangan beras yang cukup banyak.
Syahrul mengungkapkan saat ini pihaknya memiliki over stok beras sebanyak 7,39 juta ton dan akan bertambah lantaran produksi beras pada masa tanam (MT) I di 2021 sebesar 17,56 juta ton. Sementara jumlah konsumsi nasional sekitar 14,67 juta ton, sehingga akhir Juni 2021 terdapat surplus beras sebanyak 10,29 juta ton.
"Presiden Jokowi pun sudah tegas mengatakan impor beras itu tidak ada," jelasnya.
Tidak hanya itu, kata Mantan Gubernur Sulawesi Selatan tersebut stok beras saat ini di Perum Bulog dalam bentuk cadangan beras pemerintah sebesar 1,37 juta ton, di atas batas aman 1 juta ton, sementara stok beras komersial 13,969 ton.
Sementara untuk penyaluran beras demi kepentingan stabilisasi harga, pasokan, dan kebencanaan per bulan 80 ribu ton, maka stok beras tersebut aman sampai dengan akhir tahun.
"Sesuai perintah Bapak Presiden, saya setiap hari turun ke lapangan. Jadi satu-satunya yanh kita harapkan tidak boleh berhenti adalah kesiapan dan akselerasi pangan. Dari sinilah pangan tersedia, lapangan kerja juga tetap jalan dan ekonomi dasar tetap berputar," ungkapnya.
Syahrul mengaku kebutuhan konsumsi beras nasional masih cukup besar, hal ini dikarenakan sebagian besar penduduk Indonesia masih menjadikan beras sebagai bahan pangan utama.
Oleh karena itu Kementerian Pertanian (Kementan) memiliki komitmen yang kuat untuk menjamin ketersediaan beras dan bahan pangan pokok lainnya melalui sejumlah program peningkatan produksi.
"Kementan telah merumuskan 5 cara bertindak (CB) sektor Pertanian di masa pandemi, sebagai upaya penyediaan ketersediaan pangan dan pemulihan ekonomi nasional," ujarnya.****fs