Inilah Satu Potret Nasib Honorer di Karawang
Februari 04, 2022
Demo sejak muda agar bisa diangkat jadi CPNS, hingga ada rekruitmen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) juga terbentur poin hingga persyaratan, membuat guru honorer di SDN Kiara II Kecamatan Cilamaya Kulon, mengikhlaskan diri di usianya yang sudah 55 tahun, Soma S.pd. Pahit getir menjadi tenaga guru honorer, ia rasakan tak mencukupi kebutuhan keluarganya, sampai-sampai dirinya sempat menjadi ojeg di Pasar Wadas dan berjualan sembako.
Beruntung, adanya insentif dari Penjamin Mutu Manajemen Sekolah (PMMs) yang di hitung masa kerja dari Pemkab, bisa lolos untuk di agunkan di Koperasi dengan pinjaman maksimal Rp12 Juta. Itu, di pakai Soma, untuk rehabilitasi kamar anaknya, karena merasa bingung tidak bisa mendapat uang banyak.
"Kalau di agungkan ke Bank, PMMs ya gak bisa, tapi bisanya ke Koperasi dengan maksimal pinjaman Rp12 juta dengan pembayaran setoran dua tahun. Saya jujur melakukan itu, karena dapat uang gede sari mana ? Sementara kebutuhan keluarga mendesak. Jadi CPNS enggak, P3K juga di luar harapan, ya sudah andelin itu saja, " Katanya, Jumat (4/02).
Soma menambahkan, kabarnya ada lagi seleksi PPPK tahap 3, dirinya mengaku siap kejar keberuntungan lagi, itupun kalau ada solusi prioritas. Sebab, kalau tidak, dirinya sering tersalip oleh guru muda yang punya sertifikasi. Padahal, kurang dari 5 tahun lagi, dirinya masuki usia pensiun 60 tahun, kalaupun gagal lagi ya memang bukan milik, betapapun ikhtiar tak pernah kurang, sebab, dirinya sangat aktif demo sejak zaman Presiden SBY memperjuangkan nasib honorer agar bisa jadi CPNS, begitupun sampai saat ini.
"Eh, begitu ada seleksi PPPK juga mental lagi. Makannya, honorer banyak yang agunkan PMMs demi penuhi kebutuhan keluarga seperti dirinya, " Tutup Soma. (Rd)