Diminta Penuhi Stok Energi 30 Hari, Bos Pertamina Menyerah
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengaku tidak sanggup memenuhi stok energi nasional dari 21 hari menjadi 30 hari. Sebab, biaya yang dikeluarkan tidak sedikit.
Untuk pasokan energi 21 hari saja, Pertamina harus merogoh USD6,7 miliar. Sementara untuk menambah ketahanan hingga 30 hari harus menelan biaya USD9,7 miliar.
"Kemarin kami hitung, untuk bisa menaikkan ke 30 hari butuh nambah lagi USD3 miliar. Tidak sanggup kami," ucapnya dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Rabu, 6 April 2022.
Nicke menjelaskan perlu ada kebijakan khusus yang mengatur alokasi dana untuk strategic fuel reserve, yang bisa menambah ketahanan energi nasional lebih dari 21 hari.
"Yang ada di Pertamina sebagai badan usaha adalah itu cadangan operasi. Menurut kami dengan sistem distribusi yang ada, cadangan operasi 21 hari itu sudah cukup," ungkapnya.
Sebelumnya, Nicke pernah menyinggung biaya yang dikeluarkan perusahaan pelat merah tersebut untuk ketahanan energi nasional. Untuk ketahanan stok 21 hari saja sudah mengganggu cash flow perusahaan.
"Jadi ini cukup besar bagi cash flow kita untuk menjaga ketahanan suplai," sebutnya beberapa waktu lalu.
Adapun ketahanan stok nasional tersebut meliputi stok produk avtur, biosolar, dexlite, fame, ido, lero, MFO 180, MFO 380, pertalite, pertamax, pertamax turbo, Pertamina dex, premium, hingga solar.
Per 27 Maret 2022, Pertamina berhasil mempertahankan stok avtur selama 39,14 hari, dexlite selama 1,65 hari, fame selama 9,72 hari, kero selama 54,54 hari, dan MFO 18 selama 42,83 hari.
Selanjutnya untuk pertalite saat ini ketahanan stoknya tercatat di 15,71 hari, pertamax selama 25,99 hari, pertamax turbo selama 56,63 hari, Pertamina dex selama 23,41 hari, premium selama 26,31 hari, dan solar selama 23,27 hari.(medcom)