Pertamina Bertanggungjawab Ketika Ada Rumah Warga Rusak Dampak Dari Pengeboran
Pertamina melakukan pengeboran di sejumlah kecamatan dan desa di Karawang untuk mencari titik baru sumber minyak dan telah memastikan tidak ada warga yang mengalami kerusakan rumah akibat kegiatan tersebut.
Erwan Cahaya Dewa, Partichief project penelitian survey seismik 3D Kepuh Pertamina EP menyampaikan Pertamina melakukan survey untuk mencari sumber minyak terbaru. Pencarian ini melalui 19 kecamatan dan 125 desa dengan luas wilayah pencarian 501 kilometer. Ia mengaku telah melakukan pertemuan dan izin kepada Bupati Karawang pada April 2023 lalu.
“Kegiatan kami ini penelitian untuk mencari titik minyak, sebelum kegiatan kita mulai itu kita ada problem survey untuk mencari sumber baru ketika sumber minyak habis. Alhamdulillah problem survey kami ada di Karawang di 501 kilometer luas wilayah survey kita. Pengurusan perizinan untuk ke kementrian, pertama untuk mpl kita selesaikan dan di Bulan April sudah dilakukan ekspose di depan pemerintah kabupaten Karawang. Terkena 19 kecamatan dan 125 desa untuk wilayah survey,” ujarnya Kamis (16/11/2023)
Ia menjelaskan ketika berhasil ditemukan sumber minyak terbaru akan membawa dampak positif bagi pemerintah Karawang berupa peningkatan Pendapatan Anggaran Daerah (PAD). Langkah awal yang dilakukan berupa topografi dengan menggunakan sistem Polygon untuk mengukur. Ia mengaku juga telah melakukan audiensi dengan dinas pertanian terkait pemberian kompensasi tanam tumbuh bagi petani. Selain itu telah melakukan audiensi pula dengan dinas perikanan.
“Hasil minyak nanti akan berdampak untuk PAD Karawang. Saya sudah berdiskusi dengan dinas pertanian untuk kompensasi tanam tumbuh dan dinas perikanan, untuk keputusan nilai kompensasi itu Pemda yang mengeluarkan. Kita awalnya itu topografi dengan menggunakan sistem Polygon untuk pengukurannya,” tambahnya.
Ia melanjutkan pengukuran tersebut melalui area persawahan, meskipun begitu hanya bagian kanal saja. Setelah melakukan topografi akan dilakukan pemasangan patok untuk dilakukan pengeboran sedalam 30 meter. Kegiatan pengeboran itu menggunakan menggunakan 9 unit alat dalam satu hari.
“Pengukuran ini kalau melalui area sawah akan melihat briedging di daerah kanal saja. Kalau di persawahan tidak akan di briedging karena kami menghargai lumbung padi. Setelah topografi patoknya dipasang, kita melakukan pengeboran di kedalaman 30 meter supaya getaran itu bisa diteruskan hingga ke dalam tanah. Pengeboran ini kita pakai powering sekali mengebor ada 9 unit dan sehari mengebor ada 5 sampai 6 desa yang terlewati. Terakhir kita dibro pakai smartsolo untuk merekam data dari pengeboran itu. Alat ini di datangkan dari Perancis jadi tidak merusak persawahan,” imbuhnya
Ia mengaku untuk masyarakat di Kecamatan Tirtamulya yang mengalami keretakan rumah tidak diakibatkan oleh adanya kegiatan dari Pertamina. Ia menyampaikan telah menurunkan tim untuk melakukan pendataan saat awal dan pendataan akhir. Seluruh data yang terkumpul saat awal dan akhir di gabungkan untuk memeriksa secara detail.
“Jadi untuk di Tirtamulya kita tidak pakai dynamit, karenat dynamit itu merusak tapi kita pakai power z. Dari sisi kami sudah ada jarak aman, jarak bangunan ada empat level. Level satu cagar alam, sampai level empat bangunan pondasi. Kami sudah data awal kondisi rumah di sana dan memang sudah dalam kondisi retak tapi ketika pendataan akhir kita akan mengecek lagi. Kemarin 30 rumah retak itu di buat-buat, tapi kalau memang rusaknya karena perbaikan kami maka akan diperbaiki melalui Tim perbaikan yang sudah kami bentuk. Perbaikan ada waktunya secara bertahap. Kita baru mulai dari Cikampek, Klari, Dawuan Tengah dari wilayah bawah lalu terus naik ke atas. Ketika ada komplen akan kami tindaklanjuti, kemarin sudah ada 60 rumah di data akhir. Hasil dari data akhir itu kompere antara data awal dan data akhir dan kita datangi langsung,” pungkasnya.(*)