Viral RSUD Leuwiliang Sembunyikan Mobil Ambulance
Sebuah video viral di RSUD Leuwiliang Kabupaten Bogor Seorang keluarga pasien yang mengaku dalam kondisi koma membutuhkan ambulance dengan segera akan tetapi tidak di berikan fasilitas ambulance resmi milik RSUD setempat.
Di kabarkan ada pasien rumah sakit perumpuan berusia 50 tahunan yang mengalami kecelakaan lalulintas dan harus segera di rujuk ke Rumah Sakit Lainnya di RSUD Kota Bogor
Komang, Keluarga pasien asal kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor mengungkapkan, Saat itu pasien masuk ke IGD RSUD leuwiliang pada Kamis 9 November dan sempat menerima pelayanan medis oleh nakes di RSUD Leuwiliang Bogor.Namun Komang menyayangkan ketika pasien yang di temaninya harus di rujuk ke rumah sakit lainnya justru tidak mendapat fasilitas ambulance secara cepat. Hingga akhirnya secara pasien di antar dan di rujuk swadaya menggunakan kendaraan sejenis mobil siaga desa ke rumah sakit rujukan.
" Akhirnya mobil ambulance ada di di terminal Lewiliang, mobil di samperin anak korban ga ada di lewiliang, kemudian ga ada di lewiliang kemudian teriak ngamuk si anaknya trus mobil desa di pake nganter waktu itu saya di belakang ada 4 atau berapa mobil ambulance karna saya memikirkan korban dan orang lain juga akan berbuat sama demi kemanusiaan ini kan di rujuk kalau mobil sudah berusaha wajar minta mobil dari rumah sakit wajar lah kalau memang harus di bayar ya bayar ," Ungkap Komang salah seorang pengantar Pasien, minggu (12/11/2023).
Saat di konfirmasi terkait laporan itupun Humas RSUD Leuwiliang Kabupaten Bogor , M Amir dalam keterangan tertulis menguraikan kronologis dan inti perkaranya. 1. Pasien datang pada hari kamis 9 Nov 2023 sekitar pukul 18.15 WIB di antar oleh 1 orang temannya pasca kecelakaan lalulintas. 2. Pasien Diterima oleh petugas IGD dalam keadaan sadar dan dapat berkomunikasi, kemudian dilakukan pemeriksaan oleh dokter, mendapatkan terapi, dilakukan pembersihan luka, merawat luka, memasang spalk pada kaki kiri, memberikan suntikan obat penghilang nyeri. 3. Dokter memberikan penjelasan kepada keluarga bahwa kondisi pasien dalam keadaan sadar dan dapat berkomunikasi dengan petugas, kemudian dijelaskan bahwa pasien dapat dirawat di RSUD Leuwiliang untuk kondisi patah kakinya dan jika setelah pemeriksaan lanjutan dibutuhkan dokter spesialis bedah syaraf, maka akan dirujuk ke Rumah Sakit yang memiliki dokter spesialis bedah saraf, karena RSUD Leuwiliang belum memiliki dokter spesialis bedah saraf. 4. Keluarga pasien datang yaitu orangtua pasien dan dokter memberikan edukasi kembali, tetapi mengatakan tetap menunggu suami pasien datang. 5. Setelah suami datang, diberikan edukasi kembali oleh dokter tentang kondisi pasien sesuai penjelasan di atas. 6. Ketika dijelaskan prosedur rujukan, keluarga ingin langsung membawa pasien ke rumah sakit lain dengan kendaraan sendiri.
Selanjutnya Dokter menjelaskan prosedur rujukan antar Rumah Sakit harus melalui SPGDT (Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu), sehingga Rumah Sakit yang akan menjadi tempat rujukan, mengetahui kondisi dan kebutuhan pasien. Setelah Rumah Sakit yang dituju siap menerima pasien maka pasien akan diantar menggunakan ambulance Rumah Sakit dengan didampingi oleh tenaga kesehatan(perawat/dokter) RSUD Leuwiliang.Tetapi setelah dijelaskan, keluarga pasien tetap akan membawa pasien memakai kendaraan sendiri. dan dokter melakukan edukasi,ulang terkait prosedur SPGDT beberapa kali untuk menjaga agar kondisi pasien tetap stabil, tapi suami dan keluarga tetap menolak menggunakan sistem Rujukan (SPGDT) dan tetap akan menggunakan kendaraan sendiri. Dan ternyata petugas rumah Sakit melihat telah ada kendaraan yang menjemput pasien tersebut.
Prosedur rujukan antar rumah sakit harus melalui SPGDT (Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu ) sehingga rumah sakit yang menjadi rujukan mengetahui kebutuhan dan kondisi pasien dan setelah rumah sakit yang di tuju siap menerima pasien maka pasien akan di antar menuju rumah sakit rujukan dengan ambulance dari RSUD Leuwiliang di dampingi tenaga kesehatan (nakes). Manajemen RSUD Leuwiliang menampik menyembunyikan ambulance akan tetapi ada prosedur untuk penggunaan ambulance resmi milik RSUD setempat.(*)