Harmoni Musik Etnik Ditampikan ISBI Bandung dan Guangxi
Pertunjukan musik etnik hasil kolaborasi dua negara, ditampilkan Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung dengan Guangxi Arts University China, dalam suguhan Flowers of Silk Road, bertajuk, "Together With Ethnic Music Concert", di Gedung Kesenian Sunan Ambu ISBI Bandung, Senin Malam (4/12/2023).
Pertunjukan musik etnik yang dihadiri ratusan penonton, dikemas secara apik dan senada, yang memukau penonton selama pertunjukan berlangsung 2 jam lebih, dengan 13 penampilan instrumen kesenian etnik cina dan seni karawitan. Penonton berinteraksi positif sambil ikut berdendang.
Rektor ISBI Bandung Retno Dwimarwati mengungkapkan, ISBI Bandung patut berbangga karena para pemain musik yang merupakan Mahasiswa dan Mahasiswi Guangxi Arts University pertama kali datang ke ISBI Bandung.
"Dengan pertunjukan kolaborasi ISBI Bandung dan Guangxi Arts University, kita ingin memperlihatkan semua kekuatan-kekuatan etnik di berbagai tempat. Ternyata musik etnik mempunyai kekuatan sehingga dapat terjalin kolaborasi, dan saling kerjasama antar dua negara. Mereka juga menggelar pameran disini," kata Retno.
Lebih lanjut Retno mengatakan, kegiatan antara ISBI Bandung dan Guangxi Arts University merupakan program tahunan. Selain itu ada kerjasama kesenian melalui festival musik se-Asia yang diadakan di China.
"Kerjasama ISBI dan Guangxi Arts University terjalin sejak tahun 2015. ISBI Bandung yang dikirim ke China ada Lili, Iyus, Yosep, dan yang paling lama Rendi yang hingga sekarang mengajar di Guangxi Arts University. Beberapa waktu lalu kita mengirimkan Prof. Endang untuk mengikuti festival tari di China, 'ucapnya
Pada kesempatan itu, Retno Dwimarwati menegaskan, pada pertunjukan itu, penting untuk menyadarkan kembali generasi muda, bahwa ternyata musik etnik bisa dipertunjukan dengan berbagai cara, "Jadi musik etnik itu tidak kuno, tidak ketinggalan zaman, dan tidak kampungan,ternyata musik etnik dapat menyadarkan dan memberikan inspirasi kepada kita semua agar bagaimana kita menggali kembali musik etnik yang ada. Kita lihat dalam pertunjukan musik etnik tadi, bahwa musik rakyat dan musik tradisional dari beberapa negara dapat di kolaborasikan dan lebih menarik," tambah Rektor ISBI Bandung.
Pertunjukan musik etnik tersebut, ISBI Bandung menampilkan Mahasiswa dan Mahasiswi dari jurusan Karawitan. "Dahulu ada dua Mahasiswa dari ISBI Bandung mengajar degung di Guangxi Arts University. Sebaliknya ada Mahasiswa dari Guangxi Arts University belajar di ISBI Bandung selama satu tahun," pungkasnya.
Di akhir pertunjukan, lagu daerah Ayam Den Lapeh dari Sumbar, di padupadankan, dalam dua instrumen etnik karawitan dan Cina, alhasil terdengar energik dan harmoni.(*)