Kembali Banjir Benamkan Karangligar, Warga Minta Solusi Pasti Bukan Janji-janji
Banjir kembali menerjang kediaman warga Dusun Pangasinan, Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat. Diawal tahun 2024 ini, air bah menggenangi pemukiman warga di tiga RT desa tersebut sejak pukul 02.00 WIB, Kamis (4/12/2024).
Seperti yang dilansir prsastijabar, banjir yang menerjang desa itu merupakan banjir kiriman karena sebelumnya di wilayah Karawang tidak turun hujan. Dipastikan air banjir berasal dari bagian hulu Sungai Cibeet yang kemudian meluap di bagian hilir yakni di wilayah Kabupaten Karawang.
Kondisi tersebut disesalkan salah seorang warga Karangligar, Alvino Asep Saefulloh. Menurutnya, desa tempat kelahirannya itu semakin rentan terhadap sergapan air bah.
Padahal, lanjut Asep, sebelumnya desa Karangligar terbilang aman dari banjir karena memang letaknya cukup jauh dari Sungai Cibeet. Namun sejak belasan tahun terakhir ini, Karangligar tak pernah luput dari terjangan air bah.
“Kami sudah meminta pemerintah mengatasi masalah ini secara konkret dan komprehensif. Artinya penanganan banjir bukan sebatas mengirim logistik seperti mie instan dan perahu karet saat banjir melanda,” ujar Asep Saefulloh.
Dikatakan, setiap hujan mengguyur di hulu Sungai Cibeet, beberapa jam kemudian air luapan sungai ini dengan mudah menyatroni ratusan permukiman warga. Mereka terpaksa harus meninggalkan rumah kendati kantuk masih menggelayut.
“Setiap banjir datang warga harus terusir dari rumahnya masing-masing. Mereka hanya mampu membawa barang seadanya dengan cara digembol. Akhirnya dusun kami kerap dijuluki Dusun Gumbal-gembol,” kata Asep sambil tersenyum getir.
Dijelaskan, banjir yang menyergap Desa Karangligar mulai terjadi sejak tahun 2007. Sejak itu pula bencana banjir menjadi langganan di desanya.
Saat musim penghujan tiba, warga Karangligar, bisa belasan kali mengungsi dalam satu bulan. Bahkan mereka bisa tidak pulang selama berminggu-minggu.
“Kendati cuaca sedang cerah, banjir tak urung memasuki pemukiman kami jika di hulu Sungai Cibeet turun hujan,” kata Agus Tohari, warga terdampak banjir lainnya.
Menurut Agus, jika air Sungai Cibeet meluap ada dua kampung yang menjadi langganan banjir yakni Dusun Pangasinan dan Kampek. Dua wilayah itu kerap berubah menjadi Kampung air saking banyaknya rumah yang tergenang air bah.
“Ketinggian air yang menggenangi rumah warga mencapai satu meter bahkan pernah hingga ke atap rumah,” kata Agus.
Masih menurut Agus, selama banjir melanda Karangligar, belum ada satu pun langkah pemerintah yang secara konkret memberikan solusi permanen agar banjir rutin tahunan tidak terus terulang.
‘Kabar yang baru didengar sebagian warga, pemerintah sedang membangun waduk dan bendungan di Kabupaten Bogor. Konon, untuk meminimalisir dampak banjir selain buat pengairan pertanian di Bogor, Bekasi hingga Karawang. Tapi kami belum tahun progresnya sampai di mana,” kata dia.
Disebutkan juga, Bupati Karawang, Aep Syaepuloh konon telah dengan meminta BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) untuk menurap dan meninggikan tanggul Sungai Cibeet dengan sheet pile agar air sungai ini tidak langsung meluap. Tapi warga belum tahu apakah permohonan itu bakal dikabulkan atau tidak.(*)